PEKANBARU (PWMRIAU.OR.ID) - Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) kembali mencatat sejarah baru. Pada Wisuda Program Sarjana dan Diploma III ke-29 yang digelar di Kampus Utama Umri, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru, Jumat dan Sabtu (24–25 Oktober 2025), jumlah wisudawan mencapai 1.349 orang — terbanyak sejak kampus ini berdiri.
Ketua Pelaksana yang juga Direktur Administrasi Akademik Umri, Dr. Jupendri, M.I.Kom., mengatakan wisuda kali ini diikuti oleh lulusan dari delapan fakultas dan 26 program studi.
“Dari 1.349 wisudawan, terdapat 550 laki-laki dan 799 perempuan. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah Umri,” ungkap Jupendri, Selasa (21/10/2025).
Dari sisi keagamaan, mayoritas wisudawan beragama Islam sebanyak 1.273 orang, sementara non-Islam 76 orang, terdiri dari 3 beragama Buddha, 10 Katolik, dan 63 Protestan.
Selain program sarjana dan diploma, Umri juga mengukuhkan 13 lulusan profesi kebidanan dalam sidang senat terbuka tersebut.
Rangkaian kegiatan wisuda telah dimulai sejak pekan sebelumnya dengan Baitul Arqom Purna Studi serta pembekalan dunia kerja bagi para calon wisudawan.
“Selain mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, kami juga membekali mereka dengan kemampuan berwirausaha agar mampu membuka lapangan kerja sendiri,” tambah Jupendri.
Pada hari kedua, prosesi wisuda akan dimeriahkan dengan orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Mustafa Mat Deris, Ph.D., dari Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
Prof. Mustafa juga dijadwalkan memberikan kuliah umum untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Umri.
Rektor Umri, Dr. H. Saidul Amin, M.A., menjelaskan bahwa tema wisuda tahun ini — “Sang Pencerah, Berdampak, Mengukir Peradaban Semesta” — mengandung pesan moral yang dalam dan relevan dengan misi besar Umri dalam membentuk insan cendekia yang berkarakter.
“Makna Sang Pencerah bukan sekadar gelar, tetapi amanah untuk menebarkan ilmu, menyingkap kebodohan, dan menyalakan cahaya pengetahuan bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, pribadi yang Berdampak adalah mereka yang mampu memberi kontribusi nyata, baik di bidang akademik, sosial, budaya, ekonomi, maupun teknologi.
Sementara makna Mengukir Peradaban Semesta menjadi dorongan agar alumni Umri dapat berkiprah secara luas — dari tingkat lokal, nasional, hingga global — membawa nilai-nilai Islam dan kemanusiaan universal.
“Ketiga pijakan ini menjadi fondasi bagi alumni Umri untuk tampil sebagai duta Persyarikatan, yang mencerahkan dan mencerdaskan semesta,” tegas Rektor.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor juga mengungkapkan perkembangan infrastruktur kampus. Jika pembangunan Mahmud Marzuki Tower rampung tahun ini, maka peresmiannya akan digabung dengan peletakan batu pertama pembangunan Auditorium Umri.
Auditorium megah tersebut dirancang mampu menampung lebih dari 3.000 orang, dan diharapkan menjadi pusat kegiatan besar Persyarikatan Muhammadiyah.
“Ke depan, Auditorium ini juga bisa digunakan untuk pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” jelas Saidul Amin.
Lebih jauh, Rektor menyampaikan harapannya agar Riau bisa menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah tahun 2032.
Menurutnya, Muktamar bukan hanya agenda keagamaan, tetapi juga memiliki dampak ekonomi signifikan bagi daerah penyelenggara.
“Selama Muktamar, sedikitnya 1,5 juta orang akan berkumpul. Ini tentu berpotensi besar untuk menggerakkan ekonomi daerah,” ujarnya optimistis.
Dengan semangat Sang Pencerah, Umri terus meneguhkan peran sebagai kampus Islam unggulan yang mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan siap mengukir peradaban semesta. (fjri)