Gambar Berita
IMRON ROSYADI AJAK KADER REFLEKSIKAN PERJUANGAN TOKOH MUHAMMADIYAH PADA PUNCAK MILAD KE-113 DI MANDAU

Duri, Bengkalis (PWMRIAU.OR.ID) – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bengkalis melaksanakan Puncak Milad ke-113 Muhammadiyah yang ditaja oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mandau, Sabtu (29/11), di Duri. Kegiatan ini dihadiri oleh unsur pimpinan Persyarikatan, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), serta warga dan simpatisan Muhammadiyah se-Kabupaten Bengkalis.

Hadir dalam kegiatan tersebut Dr. Ir. H. Imron Rosyadi, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau sekaligus Koordinator Daerah PDM Bengkalis. Ia mendapat amanah untuk menyampaikan Pidato Milad Muhammadiyah ke-113 mewakili Ketua PWM Riau.

Dalam pidatonya, Imron Rosyadi menegaskan bahwa peringatan Milad hendaknya menjadi momentum refleksi terhadap perjuangan pendiri dan tokoh Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi besar bagi agama, bangsa, dan negara.

“Muhammadiyah memiliki peran historis dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia serta kontribusi berkelanjutan dalam pembangunan bangsa. Dengan segala potensi dan kekuatan yang dimiliki, Persyarikatan terus memberi manfaat bagi kemajuan negeri ini. Nikmat dan anugerah ini wajib kita syukuri,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa pada usia ke-113 tahun, Muhammadiyah telah menjelma menjadi salah satu organisasi Islam terbesar dan paling tertata di dunia dengan struktur organisasi yang rapi dan Amal Usaha Muhammadiyah yang berkembang pesat.

Pada kesempatan tersebut, Imron turut mengenang kiprah ulama sekaligus penggerak Muhammadiyah di Riau, Buya Nawawi Jamil. Beliau merupakan tokoh asal Payakumbuh, Sumatera Barat, yang ditugaskan Persyarikatan untuk membina Muhammadiyah di Sungai Apit sejak tahun 1960-an hingga 1980-an, kemudian melanjutkan pengabdian di Duri pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an.

Meski telah berusia lebih dari 70 tahun kala itu, almarhum tetap konsisten berdakwah, membimbing pemahaman keislaman, dan memperkuat tata kelola organisasi hingga wafat dan dimakamkan di Duri pada awal tahun 2000-an.

“Almarhum ayah saya merupakan salah satu binaan sekaligus sahabat Buya Nawawi. Sejak kecil saya sering ikut dalam pengajian beliau. Jasa besar almarhum telah membekas dalam perjalanan dakwah Muhammadiyah di Riau,” ungkap Imron.

Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya, PWM Riau mengabadikan nama almarhum menjadi nama Amal Usaha Muhammadiyah di Duri, yaitu Pondok Pesantren Muhammadiyah Nawawi Jamil.

Menutup amanatnya, Imron mengajak seluruh warga Persyarikatan untuk terus menjaga cita-cita perjuangan Muhammadiyah.

“Milad ini harus menjadi spirit untuk memperkuat peran Muhammadiyah dalam dakwah, pendidikan, dan kemanusiaan. Kita lanjutkan jejak para pendahulu demi kemaslahatan umat dan bangsa,” katanya.